Cara Membaca Chart (Grafik)
Cara yang paling mudah untuk melihat pergerakan harga adalah dengan menggunakan chart atau grafik. Grafik juga sangat bermanfaat untuk menentukan tren dan menemukan pola-pola yang memiliki potensi untuk menciptakan keuntungan.
Daftar Materi
1. Line Chart
Line chart adalah grafik paling sederhana yang digambarkan sebagai garis yang menghubungkan harga-harga penutupan. Misalnya, dalam beberapa hari berturut-turut perdagangan ditutup pada harga 100, 200, 150, 250…
Maka level-level harga tersebut dihubungkan dengan garis lurus. Dengan grafik ini kita bisa melihat pergerakan harga secara umum dalam satu periode waktu tertentu.
Contohnya seperti ini:
2. Bar Chart
Bar chart sedikit lebih rumit daripada line chart. Chart jenis ini memberikan informasi mengenai harga pembukaan, penutupan, harga tertinggi dan terendah dalam satu periode waktu tertentu. Karena memiliki informasi tersebut, chart ini juga disebut dengan OHLC chart (Open-High-Low-Close).
Berikut ini adalah bentuk dasar dari bar chart:
Ujung bawah dari chart ini adalah harga terendah yang pernah diperdagangkan dalam periode waktu tertentu, sedangkan ujung atasnya adalah harga tertingginya.
Garis vertikalnya mewakili range (rentang) harga dalam periode waktu tersebut.
Garis horizontal kecil yang berada di sebelah kiri adalah harga pembukaan sedangkan yang berada di sebelah kanan merupakan harga penutupannya.
Pada contoh diatas, harga pembukaan berada lebih rendah daripada harga penutupan. Namun harga pembukaan bisa saja berada lebih tinggi daripada harga penutupan.
Contoh bar chart di grafik adalah sebagai berikut:
Secara sederhana bisa kita katakan bahwa satu bar merupakan satu periode waktu, entah itu satu bulan, satu minggu, satu hari, satu jam, atau bahkan satu menit. Tergantung pada kerangka waktu berapa lama kita plot chart tersebut.
3. Candlestick Chart
Dinamakan candlestick karena memang bentuknya mirip dengan lilin. Nama lengkapnya adalah Japanese canclestick chart, karena konon ia berasal dari negeri Sakura. Chart jenis ini menyediakan informasi yang sama persis dengan bar chart, hanya saja "postur" tubuhnya lebih "seksi."
Biasanya, body dari candlestick chart ini berwarna HIJAU dan MERAH. Jika body-nya berwarna HIJAU maka harga open-nya berada di bawah, sebaliknya jika body berwarna MERAH maka harga open berada di atas.
Jadi, body itu sendiri menggambarkan jarak antara harga pembukaan dengan penutupan dalam satu periode waktu tertentu.
Jika harga open di bawah harga close, maka biasa disebut dengan bull candle. Dalam analisis teknikal, istilah bull atau bullish digunakan untuk menggambarkan pergerakan harga yang naik.
Untuk menggambarkan pergerakan harga yang turun, digunakan istilah bear atau bearish, sehingga candlestick yang memiliki harga open di atas harga close disebut bear candle.
Tapi jika Anda menganggap warna HIJAU dan MERAH ini kurang menarik bagi Anda, maka Anda bisa menggantinya dengan warna yang Anda sukai. Gunakan saja kombinasi warna yang paling umum digunakan ini untuk memudahkan Anda dalam mengingatnya:
BULL | NAIK |
BEAR | TURUN |
Ingat, Anda akan banyak menghabiskan waktu mengamati chart, sehingga warna yang menarik bagi Anda akan membantu menghilangkan kejenuhan. Namun yang terpenting Anda tahu bagaimana cara membedakan antara bull candle dan bear candle.
Coba lihat contoh candlestick berikut ini:
Bagaimana, lebih menarik bukan?
Atau Anda punya pilihan warna lain?
Silakan ekspresikan "warna" Anda.
Banyak trader lebih suka menggunakan chart jenis ini karena lebih membantu secara visual untuk mengenali harga open, close, high dan low daripada bar chart. Dibawah ini adalah contoh tampilan grafik pergerakan harga menggunakan candlestick chart:
Comments
Post a Comment